Deeper I go. Darker, it becomes.
Longer I spent. More mysteries that I got.
The more that I know. The more I confused.
The more I think. The less I understand.
Smarter I became. The more I realized how fool I am.
But, not to know more is such a pain.
A cursed pain.
Cursed to be a fool for eternity.
Am I the cursed one?
Are you the cursed one?
Are we the cursed one?
-written in the midnight when my mind is uneasy and my soul corrupted by anger-
Saturday, October 30, 2010
Contemplation
randomthoughts
awan menggelayuti angkasa
sore mulai menerawang
akhirnya turun juga
hujan kata-kata
menyesakkan
pekat
merebut egoku
selubungi bawah sadarku
mengungkungku
di bawah langit sendu
-ditulis di pertengahan musim kemarau 2011-
sore mulai menerawang
akhirnya turun juga
hujan kata-kata
menyesakkan
pekat
merebut egoku
selubungi bawah sadarku
mengungkungku
di bawah langit sendu
-ditulis di pertengahan musim kemarau 2011-
extraordinary
In this ordinary day
I came to an ordinary place
drove my ordinary motorcycle
wore my ordinary outfits
brought you an ordinary dinner
and ordinary medicine for your ache
and also some ordinary stuff
passed through the ordinary rain
along with its ordinary flood
only to tell you this extraordinary feeling
that u are an extraordinary girl for me
-181010-
I came to an ordinary place
drove my ordinary motorcycle
wore my ordinary outfits
brought you an ordinary dinner
and ordinary medicine for your ache
and also some ordinary stuff
passed through the ordinary rain
along with its ordinary flood
only to tell you this extraordinary feeling
that u are an extraordinary girl for me
-181010-
Wednesday, October 27, 2010
LARI!
Butir hujan menari atasku
Cahaya sang raja pun khianatiku
Dinginnya kota ini membiusku
Bekukan semua inginku
Dedaunan bergesekan tunjukkan tawanya
Belai angin tak kurasakan lembutnya
Kasar, menyentak seolah murka
Terbangkan semua hasrat tersisa
Lisanku berontak, tumpahkan semuanya
Langkahku terpaku seolah terpatri
Pandangku gelap terbutakan kecewa
Pikir dan hati berteriak memaki
“LARI!”, jerit mereka
Api kejenuhan membakarku habis
Gelapnya hati menyelubungi
Lautan itu mungkin mampu membasuhku,
Setitik cahaya di depan mampu menuntunku,
“Mampukah?” raguku membuncah
Instingku berbisik, “Lari dan lihatlah!”
-di tengah hujan musim kemarau-
Cahaya sang raja pun khianatiku
Dinginnya kota ini membiusku
Bekukan semua inginku
Dedaunan bergesekan tunjukkan tawanya
Belai angin tak kurasakan lembutnya
Kasar, menyentak seolah murka
Terbangkan semua hasrat tersisa
Lisanku berontak, tumpahkan semuanya
Langkahku terpaku seolah terpatri
Pandangku gelap terbutakan kecewa
Pikir dan hati berteriak memaki
“LARI!”, jerit mereka
Api kejenuhan membakarku habis
Gelapnya hati menyelubungi
Lautan itu mungkin mampu membasuhku,
Setitik cahaya di depan mampu menuntunku,
“Mampukah?” raguku membuncah
Instingku berbisik, “Lari dan lihatlah!”
-di tengah hujan musim kemarau-
Subscribe to:
Posts (Atom)